REVOLUSI KOPI ITU BASI DI SINI
Di kedai ini aku saksikan sebuah keanehan sebagian orang, terutama yang datang di kedai kopi barengan tapi tak saling ngobrol.
Bentuk kelucuan telah berperang di otaku, canggung aku memikirkan apa yang terjadi pada semua ini, semua orang di sini masa bodoh. Makna kedai kopi telah berubah, dari kopi menuju revolusi menjadi kopi memerdekankan diri sendiri.
Pesanan kopiku tiba, segelas v60 hangat dengan suasana sehabis hujan. Ahh kenimantan kopi dengan seduhan penuh rasa, manis yang singkat di ujung lidah, asam yang kecut, dan pahit yang menjadikan ciri khas dari sebuah kopi. Ahh tapi,,Apalah arti kopi tanpa revolusi.? Dahulu dengan kopi negara ini berdiri dan merdeka dari sarang penjajah, di mana ide dan gagasan akademisi juga pejuang NKRI mendeklarasikan kemerdekaan mulai dari anak muda sampai kaum tua. Merdeka.
Dengan semua kehangatan juga kekonyolan orang orang soksokan ngopi tapi main game, uno, domino, kartu, juga hal hal yang memicu pada giba dan gosip. Mataku melirik pada dinding beton kedai bertuliskan "kopi akan menemukan penikmatnya" aku menggelengkan kepala sambil senyum sendiri juga melirik sana sini merasa bahwa hanya aku mungkin satu satunya malam ini di kedai ini yang menikamati kopi. Ahh sial, juga sombong.
Pukul 12 :50 WIT. Bangku bangku mulai kosong, satu persatu penikmat sirup di kedai kopi menghilang, tinggal aku, barista, juga kasir yang sperti sudah terdidik mereka serentak tanpa aba aba langsung menyusun kursi, ada yang menyapu bekas sampah plastik yang di tinggalkan penikmat sirup juga ada yang melap meja yang basah akibat cairnya minuman dingin. Sampah berserakan, mulai dari puntung segala jenis rokok, tisoee, botol air minum, dan bekas kertas roti. Tanpa pamit aku ikut pulang dengan pertanyaan pertanyaan di kepala tentang apa arti sebuah kedai kopi yang di buat sebegitu estetik juga artistik.
Sampai jumpa,,,semoga merdeka. Kataku pada diriku yang menyalakan kunci motor sambil klakson pamit pada pemilik kedai itu.
Comments
Post a Comment